Web Simulasi Konsultasi Psikologi
http://siagaanakindonesia.blogspot.co.id/2016/01/sejarah-siaga-anak-indonesia-siaga-anak.html
sisca limawan
Kamis, 21 Januari 2016
Jumat, 05 Juni 2015
Bentuk-bentuk utama dalam terapi
A. Terapi
Supportive
Terapi suportif atau pendukung adalah pengobatan
yang diarahkan untuk menjaga integritas fisiologis atau fungsional pasien
sampai pengobatan yang lebih definitif dapat dilaksanakan, atau sampai daya
penyembuhan pasien berfungsi untuk meniadakan kebutuhan perawatan lebih lanjut.
Tujuan
:
1. menaikkan
fungsi psikologi dan social
2. menyokong
harga dirinya dan keyakina dirinya sebanyak mungkin
3. menyadari
realitas, keterbatasannya, agar dapat diterima
4. mencegah
terjadinya relaps
5. bertujuan
agar penyesuaian baik
6. mencegah
ketergantungan pada dokter
7. memindahkan
dukungan profesional kepada keluarga
Macam-macam
teknik terapi suportif:
1. Guidance/Bimbingan,
yakni prosedur pemberian pertolongan secara aktif dengan cara memberikan fakta
dan interpretasi' dalam bidang pendidikan, pekerjaan, hubungan sosial dan
bidang-bidang Kesehatan
2. Manipulasi
lingkungan, yakni usaha untuk menyelesaikan problem-problem emosional klien
dengan cara menghilangkan atau mengubah unsur-unsur lingkungan yang tidak
menguntungkan
3. Eksternalisasi
perhatian, yakni usaha untuk mengalihkan perhatian klien yang mengalami
keeeinasan atau depresi dengan jalan memberikan dorongan agar klien dapat
memulai lagi aktivitas yang pernah disenanginya ataupun mengembangkan
kesenangan baru untuk mengisi waktu senggangnya. Jenis-jenis eksternalisasi
perhatian antara lain terapi kerja, terapi musik,terapi gerak dan tari, terapi
syair, terapi social
4. Sugesti-prestis,
yakni usaha terapis untuk mensugesti klien, yakni memberikan pengaruh psikis
tanpa daya kritik
5. Meyakinkan
kembali (reassurance), terapi ini biasanya menyertai pada setiap terapi. Klien
yang merasa dieengkam ketakutan yang irasional perlu ditenangkan dan
dihibur.Terapis perlu mendiskusikan ketakutan-ketakutan tersebut secara terbuka
dengan kliennya untuk menjelaskan bahwa ketakutan itu tidak rasional atau tidak
berdasar
6. Dorongan
dan paksaan, yakni dengan memberikan ren-'ara' dan punishment untuk
menstimulasi perilaku klien sesuai yang diharapkan. Di antaranya dengan cara
klien diberi tugas untuk melawan impuls-impuls yang menimbulkan neurotik,
berusaha menghilangkan atau mengurangi intcnsitasnya sampai di bawah titik
kritis
7. Persuasi,
yakni mendasari diri pada anggapan bahwa dalam diri klien mempunyai
sesuatu kekuatan untuk proses emosinya yang patologis dengan kekuatan dan
kemampuan ataupun dengan menggunakan common sensenya sendiri, sebab pada
umumnya orang yang menderita gangguan jiwa dalam keadaan intelek tertutup emosi
8. Pengakuan
dan penyaluran, yakni dengan cara mengeluarkan isi hati kepada orang lain.
Pendekatan ini untuk mengurangi tekanan yang ada pada klien, sebab dengan
adanya pengakuan dan penyaluran maka segala rasa tertekan yang mengganjal dapat
dilepaskan (katarsis)
9. Terapi
kelompok pemberi inspirasi, yakni terapi kelompok yang terdiri dari klien yang
memiliki problem sejenis
B. Terapi
Reeducative
Tujuan dari reeducative therapy adalah untuk
mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam
sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri kembali, memodifikasikan
tujuan dan membangkitkan serta mempergunakan potensi kreatif yang ada.
Cara-cara
psikoterapi reedukatif antara lain ialah sebagai berikut :
1. Terapi
hubungan antar manusia (relationship therapy)
2. Terapi
sikap (attitude therapy)
3. Terapi
wawancara (interview therapy) analisa dan sinthesa yang distributif (terapi
psikobiologik Adolf Meyer)
4. Konseling
terapetik
5. Terapi
case work
6. Reconditioning
7. Terapi
kelompok yang reedukatik
8. Terapi
somatik 2
C. Terapi
Reconstructive
Reconstructive therapy adalah terapi yang
menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi
mimpi, analisa daripada transfersi. Tujuannya adalah untuk merubah kepribadian
sehingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, akan
tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosional dengan dilahirkannya
potensi adaptif baru
Tujuan
Terapi Rekonstruktif
Perombakan radikal daripada corak kepribadian hingga
tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, akan tetapi juga
suatu maturasi daripada perkembangan emosional dengan dilahirkannya potensi
adaptif baru.
Cara
psikoterapi reconstructive :
1. Psikoanalisa
Freud
2. Psikoanalisa
non Freud
3. psikoterapi
yang berorientasi kepada psikoanalisa
sumber
:
Jumat, 17 April 2015
PERBEDAAN ANTARA KONSELING DAN PSIKOTERAPI
Perbedaan
antara konseling dan psikoterapi
A.
Pengertian
Konseling
Konseling adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut konselor/pembimbing) kepada
individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konsele) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah ini pertama kali digunakan
oleh Frank Parsons pada tahun 1908 saat
ia melakukan konseling karier.
Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl Rogers yang kemudian mengembangkan pendekatan terapi yang berpusat pada klien
(client centered).
B.
Pengertian
Psikoterapi
Psikoterapi adalah usaha penyembuhan untuk
masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku. Psikoterapi
(Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya
jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan,
pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan
istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran.
C.
Perbedaan
konseling dan psikoterapi
a)
Konseling pada umumnya menangani orang
normal, sedangkan psikoterapi terutama menangani orang yang mengalami ganguan
psikologis atau sering disebut sebagai psikopatologis.
b) Konseling lebih edukatif, suportif,
berorientasi sadar dan berjangka pendek, sedangkan psikoterapi lebih
rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi tak sadar, dan berjangka panjang.
c)
Konseling lebih bersifat situasional
contohnya cemas ketika akan menghadapi sidang skripsi, sedangkan psikoterapi
itu mengalami kecemasan
Sedangkan menurut Brammer
& Shostrom (1977) mengemukakan bahwa :
1) Konseling
ditandai oleh adanya terminology seperti : “educational, vocational,
supportive, situational, problem solving, conscious awerness, normal,
present-time dan short-term.
2) Sedangkan
psikoterapi ditandai oleh “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive,
depthemphasis, analytical, focus on the past, neurotics and other severe
emotional problems and long-tern”.
Sumber :
Kamis, 19 Maret 2015
#PENGERTIAN PSIKOTERAPI
Psikoterapi
adalah pengobatan secara psikologis untuk masalah yang berkaitan dengan
pikiran, perasaan dan perilaku. Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua
kata, yaitu “Psyche” yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan “Therapy” yang
artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi
disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran
Psikoterapi adalah proses yang
digunakan profesional dibidang kesehatan mental untuk membantu mengenali,
mendefinisikan, dan mengatasi kesulitan interpersonal dan psikologis yang
dihadapi individu dan meningkatkan penyesuaian diri mereka (Proschaska &
Norcross, 2007)
Psikoterapi adalah perawatan dan
penyembuhan gangguan jiwa dengan cara psikologis. Istilah tersebut mencakup
berbagai teknik yang kesemuanya dimaksudkan membantu individu yang emosinya
terganggu untuk mengubah perilaku dan perasaannya, sehingga mereka dapat
mengembangkan cara yang bermanfaat dalam menghadapi orang lain.
Beberapa
pakar psikoterapi beranggapan bahwa perubahan perilaku tergantung pada
pemahaman individu atas motif dan konflik yang tidak disadari; pakar lain
merasa bahwa individu dapat belajar mengatasi masalahnya tanpa harus menjajaki
faktor yang menjadi penyebab masalah mereka. Walaupun terdapat berbagai
perbedaan teknik, kebanyakan metode psikoterapi memiliki ciri dasar yang
serupa. Teknik tersebut meliputi komunikasi antara dua individu – klien
(penderita) dan pakar terapi. Klien didorong untuk mengungkapkan rasa takut,
emosi, dan pengalamannya secara bebas tanpa merasa takut dinilai atau
dicemoohkan oleh pakar terapi. Sebaliknya pakar terapi tersebut menunjukkan
simpati dan perhatian, serta mencoba membantu klien mengembangkan cara yang
lebih efektif untuk menangani masalah.
Psikoterapi
(psychotherapy) adalah pengobatan alam pikiran, atau lebih tepatnya, pengobatan
dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis. Pengertian psikoterapi
mencakup berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi
gangguan emosional dengan cara memodifikasi perilaku, pikiran, dan emosinya
seperti halnya proses reedukasi (pendidikan kembali), sehingga individu
tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah psikisnya.
·
James
P. Chaplin
membagi
pengertian psikoterapi dalam dua sudut pandang. Secara khusus, psikoterapi
diartikan sebagai penerapan teknik khusus pada penyembuhan penyakit mental atau
pada kesulitan-kesulitan penyesuain diri setiap hari. Secara luas, psikoterapi
mencakup penyembuhan lewat keyakinan agama melalui pembicaraan nonformal atau
diskusi personal dengan guru atau teman.
Pengertian
psikoterapi selain digunakan untuk penyembuhan penyakit mental, juga dapat
digunakan untuk membantu, mempertahankan dan mengembangkan integritas jiwa,
agar ia tetap tumbuh secara sehat dan memiliki kemampuan penyesuaian diri lebih
efektif terhadap lingkungannya. Dengan demikian, tugas utama psikoterapis di
sini adalah memberi pemahaman dan wawasan yang utuh mengenai diri pasien serta
memodifikasi atau bahkan mengubah tingkah laku yang dianggap menyimpang.
·
Carl Gustav Jung
sebagai
mana dikutip dalam Nuansa-nuansa Psikologi Islam, menyatakan bahwa
pengertian psikoterapi telah melampaui asal-usul medisnya dan tidak lagi
merupakan suatu metode perawatan orang sakit. Psikoterapi kini digunakan untuk
orang yang sehat atau pada mereka yang mempunyai hak atas kesehatan psikis yang
penderitaannya menyiksa kita semua. Berdasarkan pendapat Jung ini, bangunan
psikoterapi selain digunakan untuk fungsi kuratif (penyembuhan), juga berfungsi
preventif (pencegahan) dan konstruktif (pemeliharaan dan pengembangan jiwa yang
sehat). Ketiga fungsi tersebut mengisyaratkan bahwa usaha-usaha untuk
berkonsultasi pada psikoterapis tidak hanya ketika psikis seseorang dalam kondisi
sakit. Alangkah lebih baik jika dilakukan sebelum datangnya gejala atau
penyakit mental, karena hal itu dapat membangun kepribadian yang sempurna.
Ada
tiga ciri utama psikoterapi, yaitu:
§ Dari
segi proses : berupa interaksi antara dua pihak, formal, profesional,
legal dan menganut kode etik psikoterapi.
§ Dari
segi tujuan : untuk mengubah kondisi psikologis seseorang, mengatasi masalah
psikologis atau meningkatkan potensi psikologis yang sudah ada.
§ Dari
segi tindakan: seorang psikoterapis melakukan tindakan terapi berdasarkan ilmu
psikologi modern yang sudah teruji efektivitasnya.
Selasa, 09 Desember 2014
TUGAS SOFTSKILL MINGGU KE-12
EMPOWERMENT,
STRES DAN KONFLIK
A. Definisi
Empowerment
Empowerment, merupakan istilah yang
cukup populer dalam bidang manajemen khususnya manajemen Sumber Daya Manusia.
Banyak penafsiran tentang empowerment. Dan salah satu penafsiran yang
dikenal oleh sebagian besar dari kita adalah empowermentsebagai
pendelegasian wewenang dari atasan kepada bawahan. Empowerment ,
yaitu upaya mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh
masyarakat..Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian tentunya
diharapkan memberikan peranan kepada individu bukan sebagai obyek, tetapi
sebagai pelaku atau aktor yang menentukan hidup mereka sendiri. Secara umum
pemberdayaan didefinisikan sebagai suatu proses sosial multi-dimensional yang
membantu penduduk untuk mengawasi kehidupannya sendiri. Pemberdayaan itu
merupakan suatu proses yang memupuk kekuasaan (yaitu, kemampuan
mengimplementasikan) pada individu, untuk penggunaan bagi kehidupan mereka
sendiri, komunitas mereka, dengan berbuat mengenai norma - norma yang mereka
tentukan. (Page & Czuba, 1999:3).
Richard Carver, Managing Director dari
Coverdale Organization mendefinisikan empowerment sebagai mendorong
dan membolehkan seseorang untuk mengambil tanggung jawab secara pribadi untuk
meningkatkan atau memperbaiki cara-cara menyelesaikan pekerjaan sehingga dapat
meningkatkan kontribusi dalam pencapaian sasaran organisasi. Empowerment memerlukan
penciptaan budaya yang mendorong pegawai dalam setiap tingkatan untuk melakukan
sesuatu yang berbeda dan membantu pegawai untuk percaya diri dan kemampuan
untuk melakukan perubahan.
B. Kunci
Efektif Empowerment
Konsep pemberdayaan (empowerment),
menurut Friedmann muncul karena adanya dua primise mayor, yaitu “kegagalan” dan
“harapan”. Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya model pembangunan ekonomi
dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan,
sedangkan harapan muncul karena adanya alternatif-alternatif pembangunan yang
memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender, peran antara generasi dan
pertumbuhan ekonomi yang memadai. Dengan dasar pandangan demikian, maka
pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan peningkatan partisipasi
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan pada masyarakat, sehingga
pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan dan
pengamalan demokrasi.
Selanjutnya Friedmann dalam Prijono dan
Pranaka (1996) menyatakan bahwa kekuatan aspek sosial ekonomi masyarakat
menjadi akses terhadap dasar-dasar produksi tertentu suatu rumah tangga yaitu
informasi, pengetahuan dan ketrampilan, partisipasi dalam organisasi dan
sumber-sumber keuangan, ada korelasi yang positif, bila ekonomi rumah tangga
tersebut meningkatk aksesnya pada dasar-dasar produksi maka akan meningkat pula
tujuan yang dicapai peningkatan akses rumah tangga terhadap dasar-dasar
kekayaan produktif mereka.
C. Definisi
Stress
Stres adalah suatu kondisi anda
yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang,
tuntutan, atausumber daya yang terkait dengan apa yang
dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan
penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu
sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.
Stress adalah bentuk ketegangan dari
fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja
keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa
sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk
ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan
ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.
D. Sumber
Stress
·
Faktor lingkungan
·
Faktor organisasi
·
Faktor pribadi
E. Pendekatan
Stress
·
Pendekatan dukungan social yaitu
melakukan aktivitas untuk mendapat kepuasan social.
·
Pendekatan melalui meditasi yaitu
berkonsentrasi kea lam pikiran dan menenangkan emosi. Kurang lebih 20 menit.
·
Pendekatan melalui biofeedback yaitu
segera mencari bantuan melalui bimbingan medis seperti Dokter, Psikolog dsb.
·
Pendekatan kesehatan pribadi yaitu
pendekatan paling preventif sebelum terjadi stress.
Sumber :
Christian,M.(2005).Jinakkan
stress.Bandung:Nexx Media
Smet,Bart.(1994).Psikologi
kesehatan.Jakarta:Gramedia.
Anonim.
1999. Manajemen stres. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
TUGAS SOFTSKILL MINGKU KE - 10
KEKUASAAN
DAN PENGARUH
A. Definisi
Kekuasaan
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan
oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan
kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi
kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk
memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari
pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi
pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang
memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
Pengertian kekuasaan secara umum adalah ‘’kemampuan
pelaku untuk mempengaruhi tingkah laku pelaku lain sedemikian rupa, sehingga
tingkah laku pelaku terakhir menjadi sesuai dengan keinginan dari pelaku yang
mempunyai kekuasaan’’ (Harold D. Laswell, 1984:9). Sejalan dengan itu,
dinyatakan Robert A. Dahl (1978:29) bahwa ‘’kekuasaan merujuk pada adanya
kemampuan untuk mempengaruhi dari seseorang kepada orang lain, atau dari satu
pihak kepada pihak lain’’.Contohnya Presiden, ia membuat UU (subyek dari
kekuasaan) tetapi juga harus tunduk pada UU (objek dari kekuasaan). Konsepsi
mengenai sumber kekuasaan yang telah diterima secara luas adalah dikotomi
antara “position power” (kekuasaan karena kedudukan) dan “personal power”
(kekuasaan pribadi). Menurut konsep tersebut, kekuasaan sebagian diperoleh dari
peluang yang melekat pada posisi seseorang dalam organisasi dan sebagian lagi
disebabkan oleh atribut-atribut pemimpin tersebut serta dari hubungan pemimpin
– pengikut. Termasuk dalam position power adalah kewenangan formal,
kontrol terhadap sumber daya dan imbalan, kontrol terhadap hukuman, kontrol
terhadap informasi, kontrol ekologis. Sedangkan personal power berasal
dari keahlian dalam tugas, persahabatan, kesetiaan, kemampuan persuasif dan
karismatik dari seorang pemimpin.
B. Sumber
– sumber Kekuasaan
1. Sumber
kekuasaan antar individu (interpersonal sources of power).
·
Kekuasaan Formal (Formal Power) adalah
kekuasaan yang didasarkan pada posisi individual dalam suatu organisasi.
·
Kekuasaan Personal (Personal Power)
adalah kekuasaan yang berasal dari karakteristik unik yang dimiliki seorang
individu.
2. Sumber
kekuasaan struktural (structural sources of power). Kekuasaan ini juga dikenal
dengan istilah inter-group atau inter-departmental power yang merupa-kan sumber
kekuasaan kelompok.
C. Definisi
Pengaruh
Sebagai esensi dari kepemimpinan,
pengaruh diperlukan untuk menyampaikan gagasan, mendapatkan penerimaan dari
kebijakan atau rencana dan untuk memotivasi orang lain agar mendukung dan
melaksanakan berbagai keputusan. Jika kekuasaan merupakan kapasitas untuk
menjalankan pengaruh, maka cara kekuasaan itu dilaksanakan berkaitan dengan
perilaku mempengaruhi. Oleh karena itu, cara kekuasaan itu dijalankan dalam
berbagai bentuk perilaku mempengaruhi dan proses-proses
mempengaruhi yang timbal balik antara pemimpin dan pengikut, juga akan
menentukan efektivitas
kepemimpinan.
D. Pengaruh
Taktik Organisasi
Taktik-taktik
mempengaruhi (Influence Tactics) adalah cara-cara yang biasanya digunakan oleh
seseorang untuk mempen-garuhi orang lain, baik orang yang merupakan atasan,
setingkat, atau bawahannya. Dengan mengetahui dan menggunakan hal ini, maka
seseorang dapat mempengaruhi orang lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan
yang dimilikinya.
Kipnis dan Schmidt adalah peneliti yang pertama kali meneliti taktik-taktik yang biasa digunakan orang untuk mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt, 1982). Berbagai alat ukur telah dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah yang dibuat oleh Yukl dkk, yaitu yang disebut Influence Behavior Questionnaire (Yukl, Lepsinger, and Lucia, 1992). Hasil penelitian Yukl dkk, menun-jukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di dalam organisasi (Hugheset all, 2009), yaitu:
Kipnis dan Schmidt adalah peneliti yang pertama kali meneliti taktik-taktik yang biasa digunakan orang untuk mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt, 1982). Berbagai alat ukur telah dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah yang dibuat oleh Yukl dkk, yaitu yang disebut Influence Behavior Questionnaire (Yukl, Lepsinger, and Lucia, 1992). Hasil penelitian Yukl dkk, menun-jukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di dalam organisasi (Hugheset all, 2009), yaitu:
a. Persuasi
Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain
tertarik.
b. Daya-tarik
Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi
orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk
membangkitkan antusiasme atau gairah pada orang lain.
c. Konsultasi
(Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak
dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan
suatu rencana yang akan dilaksanakan.
d. Mengucapkan
kata-kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan.
e. Daya-tarik
Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau
memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap
loyal.
f. Pertukaran
(Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan
sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan
atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
g. Koalisi
(Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang
lain untuk membujuk agar orang yang dijadikan target setuju.
h. Tekanan
(Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
i.
Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika
seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya,
atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan
atau aturan organisasi.
Sumber :
Jumat, 21 November 2014
TUGAS SOFTSKILL MINGGU KE - 9
MENGENDALIKAN
FUNGSI MANAJEMEN
A. Tipe
– tipe control
a. Feedforward
control
Tipe controlling yang
dilakukan sebelum aktivitas pekerjaan dilakukan. Contoh tipe controlling ini
adalah melakukan pencegahan-pencegahan yang kemungkinan dapat dilakukan selama
proses aktivitas pekerjaan dilakukan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
misalnya membuat peraturan-peraturan yang mengatur batas-batas tertentu.
b. Concurrent
control
Tipe controlling yang
dilakukan pada saat aktivitas pekerjan sedang berlangsung (in progress). Contoh
tipe controlling ini adalah melakukan perubahan-perubahan kecil selama
aktivitas pekerjan itu dilakukan agar tetap berjalan sesuai batasan yang
diinginkan.
c. Feedback
control
Tipe controlling yang
dilakukan setelah aktivitas pekerjaan selesai dilakukan. Contoh tipe ini adalah
seperti tahap ketiga dalam rposes controlling yaitu mengambil tindakan
manajerial.
B. Kontrol
Proses Manajemen
Merupakan proses
controlling dari keseluruhan proses manajemen yang dijalankan mulai dari awal.
Sumber :
Robbins, Stephen P
& Coulter, Marry. 2007. Management,ninth edition. Pearson International
Editon
Langganan:
Postingan (Atom)