Kamis, 21 Maret 2013

LEGENDA GUNUNG TAMPOMAS SUMEDANG


Gunung Tampomas adalah salah satu gunung di Jawa Barat yang terletak di Kabupaten Sumedang. Taman Wisata Alam Gunung Tampomas masuk Kecamatan Buahdua, Congeang, Sidang kerta dan Cibereum Kabupaten Sumedang. Keadaan Taman Wisata ini bergunung-gunung dengan ketinggian antara 625-1.685 meter di atas permukaan laut dan seluas 1 Ha. Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, iklim di gunung Tampomas temasuk iklim tipe B dengan curah hujan rata-rata 3.158 mm per tahun. Puncak Gunung Tampomas disebut Sangiang Taraje. Lokasi ini sangatlah keren karena dari puncak kita bisa melihat pemandangan alam yang indah ke arah Sumedang dan sekitarnya. Ada juga lubang-lubang bekas kawah dan batu-batu besar berwarna hitam yang menambah keindahan lokasi ini bagi yang bisa melihatnya. Badan gunung ini dikellingi oleh 5 kecamatan (Cimalaka, Paseh, Conggeang, Buahdua dan Tanjungkerta). Masing-masing kecamatan memiliki air terjun dan beberapa mata air. Keistimewaan dari wilayah Sumedang ini adalah mempunyai sebuah gunung yang nunggal jadi tidak heran kalau Gunung Tampomas itu sangat dikeramatkan. Asal nama Sumedang adalah Su -Medang-Larang. Su berarti bagus, sae, elok. Medang berarti wilayah yang bersinar, tempat yang bercahaya, terang, caang, madangan. Larang berarti mahal, tiada bandingannya.
            Gunung tersebut merupakan gunung yang paling tinggi di bumi Sumedang, menyimpan mitos yang belum terungkap. Kisah yang telah diwariskan secara turun temurun menuturkan Gunung tersebut ratusan tahun dipandang sebagai tempat kekuatan gaib. Orang pertama yang menginjakan kaki di gunung tersebut adalah Prabu Sokawayana (putra Prabu Guru Haji Adji Putih) yang kedua, atau adik kandung Prabu Tadjimalela. Beliau mengadakan perjalanan keliling ke daratan tinggi tersebut atas perintah ayahnya agar memperluas wilayah pemukiman di sekitar kaki gunung tersebut. Kemudian mendirikan Medang Kahiyangan artinya tempat ngahiyang atau tilem. Dalam perkembangannya tempat tersebut disucikan menjadi tempat keramat yang memiliki kekuatan gaib. Bagi seseorang yang menyempurnakan ilmu disitu akan mampu ngahiyang atau hilang tanpa bekas. Memasuki abad ke-XVIII, gunung tersebut akan meletus bahkan penduduk di sekitarnya diguncang gempa. Pangeran Sumedang datang ke gunung tersebut untuk melakukan deteksi kebatinan, dengan menancapkan keris pusaka Kujang Emas ditengah-tengah puncaknya. Kemudian setelah itu dari perut gunung mengeluarkan aip panas yang mengalir ke kawasan Conggeang dan sekitarnya.Sejak itu pula gunung tersebut dikenal dengan Gunung Tampomas, diambil dari perkataan “tanpa kujang emas) akan meletus.
Semula gunung Tampomas bernama gunung Gede dan sebelumnya bernama gunung Geulis. Namun orang Indramayu yang mengkeramatkan gunung tersebut menyebutnya dengan Gunung Tampomas. Tampomas berasal dari kata Tampo Emas yang berarti yang menerima emas (berupa senjata pustaka yang terbuat dari logam mas yang disebut dengan Pendok Mas yang disimpan di Puncak gunung dengan cara supranatural agar gunung itu tidak meletus maka alhasih Conggeang sebagai buangan gas dan air panas dari dalam perut gunung). Menurut sejarah gunung Tampomas dulunya sering meletus dan berakibat masyarakat sekitar gunung menderita.

Gunung Tampomas dihuni oleh pelbagai jenis fauna seperti trenggiling, owa yang mukanya berwarna hitam, lutung dan monyet biasa. Ada juga Harimau Lodaya, Harimau Kumbang, Harimau Tutul, Meong Congkok, Landak, berbagai jenis ular dan kaljengking.Adapun flora yang ikut menghuni gunung ini seperti Jamuju, Rasamala, dan Saninten.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar